Welcome Comments Pictures

L@BeL

Juli 11, 2023

Cerita Ini Yang Katanya Drama Penyambung Hidup

 


Setiap pagi aku harus siap  melegarkan roda-roda tunggangan menelusuri jalan jogja menuju kantor, sesampainya disana aku biasanya datang paling  awal atau bisa juga jadi ke 2 ataupun ke 3 dan kantor masih sepi, dan terlihat beberapa masyarakat yang menunggu jam pendaftaran kantor kami buka telah siap mengantri.

Sampai dikantor absen dulu dong lewat hp karena sistem pengabsenan sudah melalui fingerprint yang hanya bisa diakses melalui hp diakun masing-masing. Kemudian kakiku mulai melangkah masuk naik menuju tangga ke ruang kerjaku yang masih sepi,  mendorong pintu ruangan yang memerlukan energi sarapan pagi untuk membukanya, karena pintu ini spesial, pintu otomatis yang kurasa kurang oli atau karena terlalu kuat  daya baliknya, bisa dicoba deh klo kalian gak percaya..
Sampai di dalam ruangan jari telunjukku harus bermesraan dulu dengan remot ac supaya udara dalam ruangan seperti dipegunungan swiisss yang  dinginnya semakin lama akan terasa  menusuk tulang belulangku, menghabiskan oksigenku hingga aku harus menyelimuti jasadku dengan jaket tebal, mungkin kalian akan berpikir diruangan ber.AC kalau kedinginan  ya mbok dibesarkan suhunya biar gak begitu dingin. Kenapa  harus tetap dalam suhu rendah jika itu membuat tidak nyaman,  bagaimana mungkin aku akan selalu menaikkan suhu AC kalaupun ruangan itu dipakai 6 orang dimana mereka tentunya memiliki kadar keinginan tentang per.AC.nan masing-masing, ya sudah aku ngikut aja, gak usah kebanyakan protes, ngikut suasana seperti dipegunungan Swiiis. Hitung-hitung hemat biaya dong 🤭, gak usah jauh-jauh ke luar negeri  hanya untuk merasakan dinginnya udara ala pegunungan Swiis.
Jam 8.30 , biasanya bel berbunyi  menandakan bahwa kita harus mengikuti apel pagi. Setelah semua berkumpul dan berbaris, apel pagi disiapkan dan kamipun mulai berhitung 1, 2, 3, ... dan seterusnya, kemudian apel yg dipimpin kepala kantor membacakan agenda-agenda dan undangan-undangan yang harus dihadiri oleh pegawai-pegawai yang terdispo. Apel setiap hari Senin biasanya dilaksanakan diruang aula lantai atas dan kamipun bisa duduk dengan tenang, sedangkan apel pagi dari hari Selasa sd Kamis biasanya dilaksanakan dibawah dengan sikap berdiri dan tanpa kursi, yang terkadang jika kelamaan membuat kakiku linu, maklum mungkin karena faktor u alias umur .
Ketika apel sudah dimulai dan agenda kegiatan serta undangan dibacakan pasti akan terdengar suara riuh tersendiri dibagian baris paling pojok yang agak  bergerombol, ada yg bercanda sendiri, ada yang benar-benar mendengarkan apel, ada yg curhat, ada yang scrol hp, ada  yang sedang melamun,  dan ada juga yang sampai apel berakhir tidak tau apa isi apel waktu itu kan botol... Hahaha.

Apelpun kemudian dibubarkan karena sudah banyak masyarakat yg menunggu untuk kami layani. Di kantor kami bergerak dibidang pelayanan publik yang sengaja aku samarkan biar tidak terlalu vulgar untuk dipublikasikan disini ya.. biar tidak ada pihak yang merasa terganggu.
Dan karena aku sendiri bukanlah bagian pelayanan , tapi dibagian keuangan dengan jabatan ala ala administrasi umum dikarenakan warisan leluhur yang berbudaya  jadilah aku bekerja sebagai pembuat anggaran yang jauh sekali dari kompetensiku sebagai lulusan akademi ....., entahlah kenapa warisan ini masih lekat dipercayakan kepadaku, walaupun sudah ada pegawai lain yang tentunya lebih berkompeten dengan bidang ini.
Suka duka bekerja sebagai pembuat anggaran yang  kurasa seperti berpetualangan dengan angka-angka dunia per.excelan yang geseh serupiahpun tentunya aku harus meneliti dari awal hingga akhir sampai ketemu dengan rumus atau angka yang salah, mataku harus menjadi mata elang untuk menemukan mangsaku yang membuat geseh rupiah yang sdh ditetapkan, kadang hal itu menyenangkan untuk dikerjakankan tapi juga bisa menyedihkan yang seringkali membuat kepalaku seperti mau meledak jika sudah di deadline dan dihitung waktu mundur cuma beberapa jam harus selesai.
Semua yang kukerjakan harus sesuai dan tidak boleh salah karena berkaitan dengan angka yang bisa mencapai 1 M lebih per 1 tahun anggaran, itupun sebenarnya termasuk kecil daripada kantor-kantor yang lain yang masih dibawah 1 naungan yang sama dengan kantor kami.

Seperti biasa setiap hari  datang bekerja, membuka komputer, menelusuri folder dan menemukan file yang harus dikerjakan.  Dikarenakan 1 ruangan ada 6 penghuni termasuk aku, tentu saja ada berbagai macam karakter orang, belum lagi kalau penghuni lain masuk keruangan kami tentu semua akan tumpah ruah menjadi sebuah pasar dadakan, bukan tawar menawar harga tapi memang karena ada urusan pekerjaan yang harus dikerjakan bareng, tapi ada juga yang bekerjanya dari pagi hanya menghidupkan komputer 1 klik selebihnya curhat dan main hp.
Terkadang telingaku pusing mendengar celotehan/ curhattan yang tidak ada relevansinya dengan pekerjaan  karena menjadi sangat mengganggu konsentrasi  buat orang-orang yang benar-benar bekerja diruangan itu.
Dan hal seperti itu terus berlanjut setiap harinya,  aku berusaha memaklumi dan menerima dan menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar, dan  mereka yang sering membuat bising telingaku tentunya tetap tidak sadar diri dengan kelakuan mereka yang mengganggu temannya. Ya sudah, mau gimana lagi, toh aku juga bukan pejabat yang punya ruangan sendiri kan.

Ada sebuah filsafat dalam drama penyambung kehidupan ini yang mengatakan "Dalam dunia kerja orang pintar akan kalah dengan orang yang pandai bicara. Orang yang pandai bicara akan kalah dengan orang yang bermuka dua. suka ataupun tidak, itulah realita"..

Di lorong waktuku hampir setiap hari aku melihat realita itu, seperti panggung sandiwara, semua memainkan karakternya sendiri-sendiri, ada yang harus berpura-pura manis didepan teman ataupun didepan pejabatlah, ada yang lihai berbicara dan bersilat lidah, ada yang suka memakai topeng, ada juga yang apa adanya dan cenderung diam. 

Dalam bekerja niatkanlah karena ibadah, dinikmati dan yang paling penting janganlah melempar tanggungjawab yang sebenarnya menjadi amanahnya ke orang lain/menyuruh2 temannya, semua tentunya sudah mempunyai porsinya masing-masing dalam bekerja, dan yang paling ..... Bersambung part.2



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Comment Here!

POPULAR POSTS