Welcome Comments Pictures

November 18, 2012

BERSYUKURLAH, JANGAN SELALU MELIHAT KE ATAS

Sumber Gmbr : Copas di http://alhanifiyah.blogspot.com

Postingan kali ini... bukan bahas piknik.... Apalagi soal cinta-cintaan yang ujung-ujungnya patah hati, ghosting, atau dicuekin padahal udah ngelike semua story-nya. 

Eh, enggak dulu ya. Soalnya kalau bahas itu bisa panjang serial bersambung kayak sinetron azab. 😆

Kali ini kita bahas yang lebih penting... tentang rasa mie instan rasa syukur. Yep. Beneran. Ceritanya begini...

Seringkali hidup gak sesuai ekspektasi.
Pengen bahagia, eh malah dapet drama.
Pengen kaya, saldo malah kayak kode rahasia: 000000.
Pengen ketemu, tapi terhalang... sinyal, hujan, atau status.
Pengen jadi cinta sejati, eh malah dijadiin cadangan pas baterai utama lagi low.
Dan masih banyak keinginan duniawi lainnya yang... yah, kadang cuma numpang lewat di mimpi.

Itulah hidup.
Panggung dunia yang penuh godaan, keinginan, dan ekspektasi bintang lima padahal realita mie instan.
Kadang kita lupa bersyukur.
Maunya lebih... terus.
Punya ini, pengen itu.
Baru punya sepatu, liat orang lain punya dua puluh.
Padahal kaki cuma dua. Mau dipake semua? Jalan atau fashion show?

Lalu gimana caranya biar bisa bersyukur?

Gampang.
Jangan melulu liat ke atas.
Coba sesekali liat ke bawah.
Liat mereka yang masih tetap tersenyum walaupun hidupnya gak semewah feed Instagram.
Dari situ kita bisa bilang, “Ya Allah, ternyata hidupku udah lebih dari cukup. Alhamdulillah.”

Pernah suatu pagi aku lihat seorang pemulung.
Dia lagi makan nasi bungkus... dari tumpukan sampah.
Iya, nasi sisa orang. Bungkusnya udah sobek, lauknya entah apa. Tapi dia makan dengan lahap.
Di antara bau sampah, debu, dan dunia yang pura-pura gak lihat.
Aku cuma bisa diem.
Dalam hati: “Gimana kalau aku di posisinya? Sanggup gak ya?”

Dan sejak saat itu, aku belajar: syukur itu bukan karena punya banyak, tapi karena sadar bahwa yang kita punya udah cukup.

Di pagi lain, aku lihat bapak-bapak tua ngontel sepeda butut. Di boncengannya ada tas anak-anak bergambar boneka Barbie yang udah sobek, usang, dan nyaris jadi lap pel. Tas itu dibawa kerja.  Tapi semangat bapaknya jelas kelihatan. Dengan sepeda ringkih dan alat-alat pertukangan, dia tetap gaspol cari rezeki.

Aku pengen nyapa, tapi momen keburu lewat.
Cuma bisa bilang dalam hati: "Salut, Pak. Meskipun hidup gak ramah, Bapak tetap punya semangat baja."

Lalu aku mikir...
Di negeri ini yang kaya makin kaya, yang miskin makin ngos-ngosan.
Ada apa dengan dunia ini?
Yah, mungkin memang beginilah dunia. Tapi bukan berarti kita jadi lupa untuk berempati dan bersyukur.

Jadi, buat kita semua cewek, cowok, tante, om, bestie, dan sobat misqueen sekalian:
Belajarlah bersyukur.
Dengan apapun yang kita punya.
Karena gak semua orang bisa punya apa yang kita punya hari ini.

Hidup itu sementara.
Bukan buat pamer, bukan buat iri-irian, tapi buat ngerti makna dan nilai.
Gunakan waktumu untuk belajar arti hidup, bukan cuma ngitung likes.
Hidup dengan hati yang bersyukur itu... lebih ringan, lebih damai, lebih bahagia

Jadi, OKEEEP...!
Liatlah ke bawah biar gak lupa ke atas.
Dan jangan lupa...
Kalau mie instan aja bisa bikin bahagia, berarti kita juga bisa bahagia dengan hal-hal sederhana.

Sekian cerita hari ini dari pojok hati dan sisa mie rebus semalam. 😄




By Nide 
Good Day Comments Pictures

POPULAR POSTS