
- Kata nenek "Salah besar! Gak pantes! Masa wanitanya lebih tua dari lakinya? Dunia kebalik apa gimana?"
Duh nek, standar banget. Tapi yaudahlah, namanya juga generasi yang dibesarkan bareng radio tabung dan surat cinta pakai kertas binder. - Kata orangtua "Jelas salah dong. Kamu harus cari yang lebih dewasa secara umur, biar bisa bimbing kamu."
Oke, noted. Tapi kan kadang yang lebih tua juga belum tentu ngerti cara bimbing hidup, boro-boro bimbing aku... ngecharge HP sendiri aja nanya terus. - Kata budaya timur kita "Apa kata orang nanti? Masa sih wanitanya lebih tua?"
Yhaaaa... balik lagi ke ‘kata orang’. Emangnya kita pacaran sama orang sekampung? - Kata oknum artis "Hari gini dapet brondong? WOW, keren dong!"
Nah ini baru vibes ... Brondong is the new black! - Kata orang yang saling jatuh
cintrongcinta “Gak ada salahnya lah. Kalau udah cinta, logika hapus.”
Ya bener juga sih, kadang cinta itu kayak sinyal WiFi nggak keliatan, tapi kalau dapet... ya nyambung aja. - Kata makluk berbahasa alien “Cere mere kene, keremekene ceremeke be rene reke cere...wkwkwkw……”
Ini mah udah lost in translation. Tapi setidaknya mereka juga punya pendapat. Walau agak... beda. - Kata seorang ibu “Syah-syah aja, asal keduanya memang saling mengerti.”
Ibu bijak banget. Ini nih tipe yang kalau ngomong bikin adem. Cocok buat dijadiin penasehat cinta sekaligus penentu menu buka puasa. - Kata seorang wanita karier "Salah. Karena walaupun usia tidak menjamin kedewasaan, tapi pengalaman sangat mempengaruhi keputusan.”
Wow, dalem banget. Ini kayak jawaban di seminar perempuan mandiri dan tangguh. Dikasih standing ovation boleh gak? - Klo menurutku "Hmm… salah gak ya? Bingung...!? Tapi, kalau aku boleh kasih pendapat pribadi, kedewasaan itu nggak ditentukan umur. Tapi lebih ke pengalaman hidup dan lingkungan. Karena yang tua belum tentu dewasa, dan yang muda belum tentu bocah. Tergantung isi kepalanya, bukan tanggal lahirnya."
Jadi kesimpulannya...
Suka sama yang lebih muda itu bukan dosa negara, bukan juga pelanggaran HAM, apalagi pasal KUHP. Asal jangan anak di bawah umur yang belum bisa bedain antara cinta dan cicilan KPR, ya. Jangan sampe niat cinta malah berujung sidang.
Toh, hati gak bisa diset kayak alarm. Nggak bisa disuruh: “Eh, suka dong sama yang lahir tahun 80-an ke atas aja!”
Yaelah, kadang hati ini milihnya yang tahun lahirnya beda dua digit, tapi klik-nya itu lho... kayak charger iPhone nemu colokan pas di kafe nyambung banget!
Kalau kata hatiku sih:
Terserah orang mau bilang apa. Yang penting dia gak alergi sama rendang, ngerti cara bales chat nggak tiga jam kemudian, dan tahu bedanya ‘baper’ sama ‘lapar’. Udah itu aja.
Karena pada akhirnya...
Umur itu cuma angka.
Yang penting, kalau diajak ngobrol nyambung. Kalau diajak susah nggak hilang. Dan kalau diajak nikah... ehmmm, ya siapa tau, ya kan? 😝