Moral dari RUANG SUNYI di ini :
Adalah bahwa seberat apa pun hidup menekan dan sekelam apa pun kita merasa tersesat, akan selalu ada satu tempat pulang: Tuhan (Allah SWT).
Puisi ini suara dari jiwa yang lelah. Lelah karena terlalu sering merasa kosong, terluka, hilang arah. Ia menggambarkan dirinya seperti lautan tanpa dasar, kapal karam, angin yang terus menghempas, dan lilin yang pelan-pelan habis dimakan panas. Semua gambaran itu menunjukkan betapa rapuhnya dia, betapa kerasnya hidup mengguncangnya.
Tapi di balik semua keputusasaan itu, ada harapan kecil yang terus dijaga. Ada tekad untuk tetap mencari pegangan, untuk tetap berdiri, meskipun goyah. Sampai akhirnya, saat semua tempat sudah tidak bisa jadi sandaran, dia pulang ke satu-satunya tempat yang tidak pernah mengusir : Tuhan (Allah SWT).
Kalimat terakhir, "Bimbing aku pulang". Itu bukan cuma permintaan. Itu seruan jiwa yang rindu pulang ke tempat di mana luka tak lagi menyakitkan, dan hidup kembali punya arah.
Jadi moralnya : hidup bisa sangat melelahkan dan menyesakkan, tapi jangan pernah lupa bahwa kamu nggak benar-benar sendirian. Saat semuanya terasa hampa, kamu selalu bisa pulang bukan ke suatu tempat, tapi ke Tuhan (Allah SWT). Dan dari situ, kamu bisa mulai lagi. Pelan-pelan, tapi pasti.