
Mumpung masih ada sisa-sisa aroma tahun baru yang baunya kayak petasan kebanyakan micin kali ini aku mau cerita tentang pengalaman klasik yang selalu sukses bikin hatiku deg-degan tiap malam pergantian tahun. Yap! Tentang pesta kembang api tahun 2014 yang sudah sukses melengkapi hidupku… ceilah.
Jujur aja, rasanya ada yang kurang gimanaaa gitu kalau malam tahun baru dilewatin tanpa acara wajib : hunting foto kembang api. Serius, ini udah kayak tradisi suci. Kalo nggak ada foto kembang api, feed folder-ku bisa kelihatan kosong kayak dompet habis tanggal tua.
Nah, seperti tradisi tahunan pada umumnya, aku pun sudah punya spot langganan: tempat Koko, yang lokasinya di Jl. Kyai Mojo, Jogjakarta. Ini tempat udah kayak markas besar kembang api deh. Setiap tahun, mereka pasti ngadain pesta kembang api yang nggak tanggung-tanggung. Pokoknya, sekali nyalain, tetangga bisa langsung auto-insomnia karena hebohnya!
Dan aku? Sudah siap siaga dengan kamera seadanya (plus skill pas-pasan) demi mengabadikan “lukisan-lukisan cahaya” yang meledak di langit malam. Kadang hasil fotonya blur, kadang malah kena tangan orang lewat tapi justru di situlah seninya. Seni gagal yang berkesan.
Untuk lebih hematnya (dan biar gak banyak cing cong juga), dan nggak usah kebanyakan ba-bi-bu deh ya... Halah...wkwkwk. Yuk mari kita nikmati hasil lukisan cahayaku yang luar biasa indah atau setidaknya niat di "Album Kembang Apiku"... hehehe.
"ALBUM KEMBANG APIKU"


💫 |
💢 |

💙💙💙 |
Jadi ya gitu deh... Malam tahun baru 2014 itu nggak cuma soal dentuman kembang api yang bikin jantung serasa dipukul-pukul dari dalam, tapi juga tentang kenangan, ketawa-tawa, dan kamera low budget yang berjuang keras menangkap cahaya.
Kalau kembang apinya meledak di langit, aku meledak di hati. Karena ternyata, momen sederhana kayak gitu bisa jadi cerita yang manis... meskipun fotonya ada yang blur.
Okrepp... Sampai jumpa di cerita kembang api berikutnya. Siapa tahu, tahun depan bukan cuma kembang api yang meledak... tapi juga cintaku. Eaaa~
By : NIDE