Saat berusia 11 tahun, aku mengalami kejadian yang mengerikan dan diluar logika manusia yang sampai saat inipun masih ada dalam ingatanku.
Ketika itu sekitar tahun 1959 aku bersama kedua orangtuaku harus tinggal di sebuah desa di Wonosari Gunungkidul Yogyakarta karena ayahku mendapat tugas dinas disana sebagai kepala sekolah di sekolah SD Negeri.
Ketika pergi dan pulang sekolah akupun harus melewati bulak sawah yang luas dan hutan-hutan yang rimbun seorang diri dengan suasana jalan yang masih sangat sepi dan tanpa adanya lampu penerangan jalan karena waktu itu belum ada listrik hanya lampu petromak atau senthir sebagai alat penerangan di rumah penduduk pada malam hari.
Seperti biasanya aku pulang sekolah menjelang magrib, jalanan sangat sepi dan suasana juga semakin gelap dan mencekam. Aku pulang sendirian melewati bulak sawah yang luas. Ketika itu dari arah yang berlawanan aku melihat api kecil dipinggir bulak sawah, dan karena rasa penasaranku akhirnya aku mendekatinya, dan hanya bisa bertanya- tanya seorang diri "Kenapa ada api tapi tidak ada asapnya, kenapa ada api tapi dibawahnya tidak ada yang dibakar". Ya kenapa hanya api saja yang kulihat, api kecil yang melayang diatas tanah.
Setelah kudekati kemudian api tersebut mengganda menjadi 2, kemudian 3, 4, 5, 6 dan semakin banyak, mereka mulai mendekatiku dan mengelilingku sampai akhirnya aku tersadar bahwa itu bukanlah api tapi suatu makluk yang mengerikan yang berusaha akan mencelakaiku.
Akupun berusaha menghindar dan berlari sekencang kencangnya untuk menjauhi kobaran api yang mulai mengejarku dengan sangat cepat itu.
Ketika aku berlari, sesekali aku menengok kebelakang dan terlihat mereka masih mengejarku, dalam hatiku waktu itu yang terpenting aku harus lari dan lari, sampai setitik harapku terlihat diujung jalan tampak sebuah cahaya remang-remang yang mungkin bisa menyelamatkanku dari kejaran api tersebut.
Akhirnya sampailah aku di titik cahaya itu yang ternyata lampu petromak penjual minuman. "Ngopo nok kowe kok mlayu2" (kenapa nak kamu kok lari-lari) kata penjual itu menanyaiku. Akupun hanya terdiam sambil ngos- ngosan dan melihat jalan di mana aku dikejar api-api itu yang ternyata sudah menghilang tak terlihat. Syukur Alhamdulillah, Allah masih menyelamatkanku.
Akhirnya akupun melanjutkan perjalanan pulang dan sampailah aku di rumah dengan selamat. Ketika bertemu dengan ayahku di rumah akupun mulai bercerita kepada beliau menanyakan dengan apa yang kualami sepulang sekolah tadi. Dari situ juga baru aku tahu ternyata yang mengejarku tadi adalah lelembut atau makluk ghaib yang bernama Banaspati yang katanya adalah makluk halus yang ganas yang bisa mencelakai orang yang menjadi incarannya.
Inilah sedikit cerita dari pengalamanku bertemu makluk ghoib di masa lalu.
Sumber : Sun
Yogyakarta 1959
Ceritanya bagus dan serem
BalasHapus