 |
Photo By NiDE |
Mencoba Menghapus Jejak Di Tengah Semarak Malam Diantara Bintang- Bintang Yang Pura-Pura Diam.
Memapaki Terangnya Mentari
Di Pagi Terindah Diantara Riuhnya Duniawi
Jauhkanlah.....
Biarkan Raga Ini Kembali Terbang Tanpa Harus Berlari, Tanpa Harus Terus Mengemis Arah.
Andai Saja Pelangi Biru Tetap Membiru, Mungkin Sayap Ini Tak Akan Terbang Untuk Mencari Langit Yang Baru.
Tapi Angin Telah Mengurai Warna Kita, Memisahkan Birumu Dari Cakrawala.
Dan Kini, Jiwapun Harus Lebur Tanpa Birumu Di Jagat Biru Yang Tak Lagi Sama
By Nide

Moral dari RUANG SUNYI ini :
Tentang seseorang yang lagi mencoba melepaskan tapi pelepasannya bukan karena dia mau, tapi karena keadaan yang bikin dia harus. Ada luka, ada perpisahan, tapi nggak ada drama berlebihan. Yang ada cuma diam, sepi, dan rasa yang harus dipendam sambil tetap mencoba kuat jalan sendiri.
Dulu, mungkin semuanya terasa indah. Ada "biru", ada warna, ada harapan. Tapi sekarang, "biru"-nya udah nggak sama. Mungkin orang yang dia sayang pergi, atau perasaan yang dulu hangat sekarang udah dingin. Angin (waktu, keadaan, kenyataan) memisahkan mereka. Dan dia sadar, dia harus tetap hidup, walau tanpa hal yang pernah bikin jiwanya utuh.
Moralnya?
Kadang, kita harus belajar ikhlas, bukan karena kita kuat, tapi karena nggak ada pilihan lain. Hidup terus jalan, dan gak semua yang kita sayang bisa kita pertahanin. Ada saatnya kita berhenti “mengemis arah” artinya, berhenti berharap ke orang yang gak lagi bisa jadi rumah.
Kita perlu belajar terbang sendiri, walaupun itu berarti harus jauh dari hal-hal yang dulu bikin kita bahagia. Karena kenyataannya, nggak semua warna bakal tetap sama selamanya. Dan itu gak apa-apa. Sakit, tapi gak apa-apa.
Singkatnya : belajar melepaskan bukan tentang melupakan, tapi tentang berani jalan sendiri meski hati masih penuh kenangan. #ceileeeeeeeee.hahahaha😅